Posts Tagged ‘wanita’

Wanita yang Mencukur Rambutnya

Rambut adalah mahkota kecantikan seorang wanita. Karena itu, tidak bisa dibenarkan seorang wanita mencukur rambutnya kecuali karena  sakit atau alasan darurat yang lain. Islam memang berpesan kepada kaum laki-laki untuk mencukur atau memotong rambutnya ketika tengah menjalani ibadah haji atau umrah, seperti yang difirmankan oleh Allah Yang Mahasuci,:“Jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempatnya.” (al-Baqarah: 196)

Tetapi, kepada kaum wanita, Islam justru melarang mereka mencukur rambut kepala mereka. Pasalnya, hal itu oleh Islam dianggap sebagai perbuatan memburukkan ciptaan Allah. Sedangkan, Rasulullah saw. telah bersabda,“Janganlah sekali-kali kalian memburukkan ciptaan Allah, sekalipun itu terhadap seekor anjing yang suka menggigit.”

Ada wanita yang karena terlalu sedih menghadapi musibah, mereka lantas mencukur rambutnya. Sehingga, hal itu mengundang murka Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung. Padahal, seharusnya mereka bersabar menghadapi cobaan itu. Rasulullah saw. berpesan supaya kita bersabar ketika ditimpa musibah, terlebih musibah kematian, “Sesungguhnya letak kesabaran itu pada benturan yang pertama.”

Baca lebih lanjut

Keluarga Ceria ; Ceria (ber) Keluarga

Tidak mudah mewujudkan suasana yang selalu ceria di dalam rumah tangga.
Sering saya menemukan, keluarga yang jarang sekali melakukan canda tawa di dalam rumahnya.
Lebih sering pertengkaran yang terdengar, bila tidak antara ibu dan ayah, antara kakak dan adik.

Pertemuan antar anggota keluarga hanya diliputi dengan suasana dingin.
Kalaupun ada canda, yang tertangkap adalah canda yang berupa ejekan sinis di antara sesama anggota keluarga.
Ah, betapa tidak bahagianya hidup dalam rumah semacam itu.

Pernah juga saya temukan posisi ayah yang sangat sakral, isteri dan anak-anak sangat takut kepada sang ayah.
Makan pun selalu ayah yang lebih dahulu disiapkan.
Setelah sang ayah selesai, barulah ibu dan anak-anak makan bersama-sama.
Saya berpikir, betapa sepinya sang ayah, menjadi orang yang dijauhi oleh semua anggota keluarga lainnya.

Sebenarnya faktor apa yang membuat suatu keluarga memancarkan keceriaan pada semua anggotanya.
Apa yang membuat suatu keluarga menjadi tempat yang sehat bagi perkembangan karakter setiap anggotanya?

Ketika seseorang menikah, tidak ada yang tahu apa yang akan ditemuinya
dalam perjalanan pernikahannya nanti.
Pasti ada kerikil-kerikil tajam yang menghadang langkahnya untuk meraih kebahagiaan di dalam rumah tangga.

Baca lebih lanjut

Aku tetap mencintaimu meskipun…

love

Kebanyakan suami, di seluruh dunia manapun, tidak pernah merasa benar-benar puas dengan pasangan hidupnya. Ketika mendapati beberapa kekurangan pada istrinya, seringkali suami mengangankan untuk mendapatkan pasangan yang lebih baik. Sudah sunatullah bahwa tidak ada satu mahkluk pun di dunia ini yang sempurna.

Sekalipun kriteria seorang istri sudah memuaskan, pasti ada orang lain yang lebih baik darinya pada beberapa hal tertentu. Oleh karenanya, Allah melarang kita bersikap tidak pernah puas dan memandang pasangan orang lain. Allah berfirman :

“Janganlah sekali-kali kamu mengarahkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan diantara mereka (orang-orang kafir) dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka, dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman.” (Al Hijr : 88)

Ketidakpuasan terhadap pasangan hidup adalah penyebab utama munculnya problematika rumah tangga. Kebahagiaan suami istri semakin menipis seiring semakin minimnya rasa puas terhadap pasangan hidupnya. Bahkan, boleh jadi hal itu menyebabkan kesengsaraan, perceraian, dan perlakuan buruk.

Baca lebih lanjut

Khotbah nikah

Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani qs

Pernikahan adalah salah satu perintah Tuhan, dan ini merupakan jalan para anbiya, termasuk manusia pertama, Adam (as) dan wanita pertama, Hawa (ra). Mereka melangsungkan pernikahannya di Surga, oleh sebab itu Allah (swt) memberikan suatu Wewangian Surgawi kepada setiap pasangan yang melangsungkan pernikahan agar mereka bahagia. Tetapi mereka sendiri harus menjaga wewangian itu sepanjang hidupnya, ini sangat penting. Dan sekarang kita memohon kepada Allah (swt) untuk melestarikan wewangian tadi bagi mereka berdua sepanjang hidupnya di dunia, dan kita berharap agar mereka akan bersatu di akhirat kelak, dalam kehidupan yang kekal. Itulah makna dari pelaksanaan upacara pernikahan bagi sepasang pengantin baru.

 

Kita bersyukur kepada Tuhan kita, yang menciptakan pria dan wanita, dan mengaruniai mereka dari Cinta Ilahiah-Nya. Jika Dia tidak menganugerahkan Cinta Ilahiah-Nya, tak seorang pun akan menemukan jodohnya. Dan Dia memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menjalani kehidupan yang mulia, dengan menjadikan orang saling berpasangan, bukannya satu wanita untuk semua pria atau seorang pria bagi seluruh wanita.

Suatu kehormatan bagi wanita, bahwa ia hanya diperuntukkan bagi seorang pria dan sebaliknya seorang pria hanya untuk seorang wanita. Itu merupakan suatu kemuliaan bagi mereka dalam kehidupan ini. Siapapun yang melanggar aturan tersebut, Allah (swt) tidak akan menyebut mereka sebagai orang yang terhormat. Oleh sebab itu kita memegang teguh upacara yang mulia ini, dan kita memohon kepada Allah (swt) agar mereka berhasil dalam menjalani kehidupan mereka bersama.

Baca lebih lanjut

Ulasan Nasehat untuk Wanita Karir

Fenomena wanita berkarir sebenarmya bukanlah fenomena yang baru muncul kemarin sore, melainkan sejak zaman awal diciptakannya manusia. Hanya cara dan istilahnya yang berbeda pada masing masing zaman. Dan hal yang perlu diperhatikan oleh kita semua khususnya para Muslimah terkait fenomena tersebut adalah tentang bagaimana cara wanita berkarir dalam pandangan Islam. Apa–apa saja yang diperbolehkan dan dilarang dalam Islam terkait wanita berkarir.

Gejolak tentang karir wanita dan wanita karir dewasa ini semakin hangat, juga di negara Indonesia yang kita cintai ini. Banyak kalangan yang serius mencurahkan perhatiannya akan masalah ini, termasuk juga komunitas yang menamakan diri mereka kaum Feminis dan pemerhati wanita.

Mereka sering mengusung tema “pengungkungan” Islam terhadap wanita dan mempromosikan motto emansipasi dan persamaan hak di segala bidang tanpa terkecuali atau lebih dikenal dengan sebutan kesetaraan gender. Banyak wanita muslimah terkecoh olehnya, terutama mereka yang tidak memiliki basic ilmu pemahaman keagamaan yang kuat dan memadai.

Semoga tulisan ini menggugah wanita-wanita muslimah untuk kembali kepada fithrah mereka dan memahami hak dan kewajiban Allah atas dirinya . Amîn.

Kondisi Wanita di Dunia Barat

  • Dari sisi historis, terjunnya kaum wanita ke lapangan untuk bekerja dan berkarir semata-mata karena unsur keterpaksaan. Ada dua hal penting yang melatarbelakanginya:

    Baca lebih lanjut

Haruskah kau buka auratmu??

Duhai Wanita... Kami sulit menahan pandangan mata ketika melihat kalian, apalagi jika kalian diamanahkan ALLAH kecantikan dan postur yang ideal, kami semakin susah untuk menolak agar tidak melihat kalian, karena itu lebarkanlah pakaian kalian, dan tutupilah rambut hingga ke dada kalian dengan kerudung yang membentang. Kami juga sulit menahan pendengaran kami ketika berbicara dengan kalian, apalagi jika kalian diamanahkan oleh ALLAH suara yang merdu dengan irama yang mendayu, karena itu tegaskanlah suara kalian, dan berbicaralah seperlunya. Kami juga sulit menahan bayangan-bayangan hati kalian, ketika kalian dapat menjadi tempat mencurahkan isi hati kami, waktu luang kami akan sering terisi oleh bayangan-bayangan kalian, karena itu janganlah kalian membiarkan kami menjadi curahan hati bagi kalian. Kami tahu kami paling lemah bila harus berhadapan dengan kalian. Kekerasan hati kami dengan mudah bisa luluh hanya dengan senyum kalian. Hati kami akan bergetar ketika mendengar kalian menangis. Sungguh ALLAH telah memberikan amanah terindah kepada kalian, maka jagalah jangan sampai ALLAH murka dan memberikan keputusan. Maha Besar ALLAH yang tahu akan kelemahan hati kami, hanya dengan ikatan yang suci dan yang diridhai-Nya kalian akan halal bagi kami. Lalu apa yang telah aku lakukan selama ini... Ya Rabb...tolong ampuni aku...untuk setiap pandangan yang tak terjaga, lisan yang merayu dan hati yang tak terhijab... Ya Rabb...Engkau mengawasi kami tiap detik, karena kasih sayangMu kepada kami Engkau perintahkan malaikat silih berganti menemani kami siang dan malam...

Bismillahir-Rahmanir-Rahim

Saat ini banyak wanita yang menitikberatkan pandangannya pada kepuasan dan kebebasan hidup dengan tidak lagi mengindahkan norma-norma agama maupun masyarakat. Menurut pandangan mereka, keindahan tubuhnya adalah anugerah yang tidak harus disembunyikan. Lekuk-lekuk tubuh yang di dunia modern disebut ‘artistik’ sengaja ditonjolkan lewat baju yang ekstra ketat atau malah tidak dibungkus pakaian.

Ketika manusia dihadapkan pada kebutuhan hidup yang terus meningkat, sementara lapangan pekerjaan semakin sulit, maka orang akan cenderung berfikir praktis untuk mendapatkan uang. Jalan yang termudah adalah menjual harga diri untuk disuguhkan kepada khalayak umum dengan mengesampingkan norma-norma agama.

Pupusnya rasa malu seorang wanita terlihat dari kerelaannya ‘menjajakan tubuhnya’ demi popularitas. Tak heran, jika banyak wanita yang berantrian panjang berebut kursi popularitas hingga siap menanggalkan seluruh auratnya. Akhirnya menjamurlah tabloid-tabloid, klip-klip lagu, dan sinetron-sinetron yang berlatar belakang wanita setengah telanjang menjajakan tubuhnya di tengah-tengah generasi muda yang sedang bingung mencari jati diri. Untuk legalisasi perilakunya, mereka berlindung di balik hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, seni, suka-suka gue, dan alasan lainnya yang sebenarnya hanya topeng dari kebobrokan moral.

Pertanyaan yang muncul adalah kemanakah rasa malu itu ? Padahal malu adalah sebagian dari iman.

Wanita shalihah akan merasa malu dan tidak rela bertelanjang, meskipun dalam keadaan menyendiri. Apalagi bila dijadikan obyek tontonan untuk meraih keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Ia ingat dengan sabda Rasulullah saw :

“Derajat malu yang paling tinggi adalah tidak rela bertelanjang meskipun dalam keadaan sendiri, semata-mata karena malu kepada Allah SWT (HR. Tirmidzi)

Sifat malu laksana rem yang akan mengerem kita dari perbuatan nista. Semakin besar rasa malu, rem itu semakin pakem, sehingga seseorang akan terhindar dari perilaku yang bertabrakan dengan norma.

Sedemikian pentingnya rasa malu, sampai-sampai Rasulullah saw memberikan sindiran, “Jika rasa malu hilang maka lakukanlah apa saja sesuka kalian”. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika rasa malu telah hilang maka seseorang tidak akan mampu menimbang mana yang mulia dan mana yang tercela.

Kalau sudah demikian, apa bedanya dengan binatang. Mereka hidup hanya bermodalkan hawa nafsu tanpa berlandaskan akal sehat. Padahal, Allah Swt telah memberikan peringatan dalam Al-Qur’an :

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلا

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلا كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلا

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Ilahnya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu” (QS. Al-Furqon : 43-44)

Baca lebih lanjut